Salah satu program di SMP Negeri 2 Tenggarang adalah Kelas Layanan Khusus. Kelas ini di setiap tengah semester mengadakan Kegiatan Tengah Semester (KTS) sesuai kebutuhan mata pelajaran dan pengayaan. Untuk semester ganjil tahun ini, Kelas 7A akan mengadakan Espara English Coffee Break. Seperti apa E2BC itu? Yuk, kita lihat Buku Kerjanya...
KATA
PENGANTAR
Penyusunan buku
ini dimaksudkan untuk menjadi buku panduan
pelaksanaan “Espara Coffee Break” (E2CB) sebagai wahana
praktik menggunakan bahasa Inggris secara aktif bagi siswa kelas 7A .
Kelas ini adalah kelas layanan khusus
angkatan ke-4 di SMP Negeri 2
Tenggarang. Program ini diadakan sebagai produk jam tambahan yang diadakan oleh
panitia program kelas layanan
khusus bekerjasama dengan lembaga kursus
bahasa Inggris (REC) di Bondowoso.
Buku ini
berisikan petunjuk pelaksanaan kegiatan Espara Coffee
Break (E2CB).
Ucapan
terima kasih penyusun sampaikan pada kepala sekolah yang telah memberi ijin dan
dukungan untuk melaksanakan kegiatan ini , seluruh rekan-rekan pengajar REC
yang telah membimbing siswa 7A berbicara bahasa Inggris, dan seluruh
rekan-rekan panitia program layanan khusus yang telah membantu dalam
pelaksanaan kegiatan ini. Penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
sehingga kami dapat memperbaiki penyusunan buku ini.
Bondowoso,
8 Oktober 2013
Penyusun
i
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR
ISI ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
........................................................................ 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................... 2
BAB III KEGIATAN
ESPARA COFFEE BREAK................................. 3
DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................... 4
LAMPIRAN
.............................................................................................. 5
ii
BAB
I 1
PENDAHULUAN
Menghadapi era perdagangan bebas
pada tahun 2020, perlu adanya kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu
upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia tersebut diantaranya membekali
kemampuan berbahasa Internasional yang dipergunakan pada era tersebut, yakni berbahasa
Inggris.
Pelajar adalah generasi muda yang dipersiapkan
sebagai sumber daya manusia Indonesia pada era perdagangan bebas nanti harus
memiliki wawasan pengetahuan dan berbahasa Inggris yang baik dikarenakan bukan
hal yang mustahil di era tersebut kehidupan sudah semakin mengglobal dengan
menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasinya. Oleh karena itu, para
pelajar harus membekali diri agar nanti mereka mampu bersaing di tengah-tengah
pergaulan bangsa di dunia.
Upaya menyiapkan Sumber Daya Manusia
yang berkualitas tersebut, SMP Negeri 2 Tenggarang menyiapkan kemampuan
siswanya dengan 3 tahap yang dilakukan, yakni:
a. Tahap Permulaan
Pada tahap ini di sosialisasikannya kepada wali murid tentang program
layanan khusus yang menekankan pada 3 aspek, yakni; (1) Lips ; Kemampuan siswa
dalam memiliki perbendaharaan kata (Vocabulary) dan meningkatkan percakapan
berbahasa Inggris (Conversation), (2) IPTEK; Kemampuan siswa dalam meningkatkan
kompetensi Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi; (3) Life skill; kemampuan siswa
menerapkan ilmu yang diperoleh untuk di praktikkan di lapangan yang di pandu
oleh guru sesuai dengan bidangnya.
b. Tahap Pengkondisian
Pada tahapan ini sudah mulai diberlakukannya pebelajar untuk menerima
wawasan sebagai upaya pencerahan dalam peningkatan kualitas pembelajaran.
Khususnya pada pengkondisian aspek pertama yaitu Lips; diadakan kerjasama
pembelajaran dengan LBB REC dengan rangkaian kegiatan (1) setiap hari Sabtu
siang dari Pukul 12.00 sampai dengan Pukul 13.30 WIB diadakan bimbingan materi,
(2) satu bulan kemudian di pilihnya siswa yang berkemampuan bercakap-cakap
untuk menerima tanda (PIN) bagi 5 orang pertama untuk menjadi siswa yang harus
berbicara bahasa Inggris di sekolah dengan aturan tertentu dan pemberian reward
dan punismennya.
c. Tahap Penyempurnaan 2
Pada tahap ini diadakan kegiatan Espara English Coffee Break (E2CB)
yaitu suatu event kegiatan
tengah semester yang
diadakan di sebuah cafe dengan menyajikan
beberapa pertunjukan menarik antara lain menyanyi, menyajikan tarian
modern , baca puisi serta drama. Semua siswa kelas 7A terlibat dalam kegiatan itu mulai pra acara sampai akhir
acara.
Sebagai fokus utama dalam kegiatan tengah semester ganjil program
layanan khusus terletak pada aspek pertama yaitu LIPS; kemampuan memiliki
perbendaharaan kata (vocabulary) dan bercakap-cakap bahasa Inggris (speaking).
Kegiatan LIPS ini selain merupakan pembelajaran regular yang dibina guru bidang
study di sekolah juga bekerjasama dengan lembaga kursus bahasa Inggris REC, maka dimunculkan
suatu rangkaian kegiatan akhir sebagai
produk dari pembelajaran tersebut yakni Espara English Coffee Break (E2CB).
1.
Tujuan
a. Umum : Siswa dapat mengunakan bahasa
Inggris secara lisan (Spoken language) secara aktif dengan lingkungan
sekitar.
b. Khusus : Siswa
diharapkan dapat menunjukkan performansi sesuai tugas yang
diberikan yakni sebagai Event Organizer (EO) dari E2CB dan peran dalam acara tersebut.
2.
Lokasi
“ Cafe Sheisha “ jalan teuku
umar no.62, Bondowoso, Jawa Timur 68211
0878-5752-7000
0878-5752-7000
atau
“ Cafe Palm Hotel “ Jl. A. Yani No. 32,
Bondowoso - East Java 68214, Indonesia
3.
Waktu
Jumat, 6 Desember 2013 pukul 19.00 – 22.00 WIB
4.
Undangan 3
Orang tua siswa : 33 orang
Pengajar kelas 7A : 12 orang
Tim pengajar REC : 10 orang
Panitia Espara : 10 orang
Pejabat Dinas Pendidikan : 2 orang
Turis asing : 5 orang
5.
Pelaksanaan
a.
Kegiatan Espara English Coffee Break (E2CB) adalah
suatu event yang diadakan di sebuah cafe dengan menyajikan beberapa pertunjukan menarik antara lain
menyanyi, menyajikan tarian modern , baca puisi serta drama. Semua siswa kelas
7A terlibat dalam kegiatan itu mulai pra acara sampai akhir acara. Bahasa
komunikasi yang digunakan adalah bahasa Inggris. Di bawah ini susunan tugas
atau peran yang siswa lakukan dalam
pelaksanaan kegiatan.
1.
Master of Ceremony (pembawa acara)
2.
Waiter/waitress (Penyaji makanan dan minuman)
3.
Singer (Penyanyi)
4.
Dancer (Penari)
5.
Poem reader
6.
Perkusi drummer
7.
Actor/actress of
Drama
8.
Journalist (Peliput Acara)
9.
Musician
10. Security
(pengaman)
Semua siswa
kelas 7A akan dilibatkan dalam tugas tersebut di atas. Diharapkan semua
undangan juga berbahasa Inggris secara aktif .
Susunan
acara sebagai berikut :
1.
Opening
2.
Welcome Speech
Showing (by LCD) about student’s activities in studying English
with REC
3.
Singing a song
4.
Dancing
5.
Quiz (Giving doorprizes) I
6.
Reading Poem
7.
Drama 4
8.
Quiz (Giving doorprizes) II
9.
Closing
Adapun menu yang disajikan adalah sebagai berikut
1.
Jenis minuman (Drinks)
a.
Coffee
b.
Milk
c.
Water (by glass or bottle)
d.
Tea
e.
Coke
2.
Jenis kudapan
a.
Roti maryam
b.
Kebab
c.
Kue yang sejenis
Untuk
mempersiapkan siswa melakukan tugasnya,
kami para guru dan tim pengajar REC memberikan materi tentang
ungkapan-ungkapan yang relevan dengan peran tersebut berupa pemberian jam
tambahan setiap hari Rabu pagi dan sabtu siang setiap minggu.
Di bawah ini beberapa materi yang diberikan :
1.
Ungkapan perkenalan ( MC, singer)
2.
Ungkapan meminta dan memberi informasi (guest,
security, waiter/waitress,journalist)
3.
Ungkapan kesantunan (all roles)
4.
Ungkapan terima kasih (all roles)
5.
Ungkapan meminta maaf (all roles)
6.
Ungkapan meminta klarifikasi
7.
Ungkapan menawarkan sesuatu (waiter/waitress)
8.
Ungkapan yang dipakai seorang pembawa acara
9.
Dsbnya.
6. Peralatan/perlengkapan
5
Ada 2 jenis yaitu
1. Pribadi
berupa kostum sesuai tugas atau
peran di E2CB
2. Umum
Berupa mikrofon, wireless, nampan, daftar menu, piano/organ atau alat
musik yang relevan.
3. dll.
7. Jadwal Kegiatan
No
|
Waktu
|
Acara
|
Keterangan
|
1
|
18.30-18.45
|
Opening
|
|
2
|
18.45-19.00
|
Welcome Speecs
|
|
3
|
19 00-19.30
|
Singing a Song
|
|
4
|
19.30-20.00
|
Dancing
|
|
5
|
20.00-20.15
|
Quiz
|
|
6
|
20.15-20.30
|
Reading Poem/Story Telling
|
|
7
|
20.30-21.45
|
Drama
|
|
8
|
21.45-22.00
|
Quiz
|
|
9
|
22.00-22.30
|
Penutup
|
|
8. Tindak Lanjut
Setelah melakukan Espara Coffe Break, Efen Organisir (EO)
memiliki portofolio dan dokumentasi kegiatan yang dilaksanakan sebagai wujud
terlaksananya kegiatan ini.
BAB II 6
KAJIAN PUSTAKA
Belajar bahasa pada hakikatnya
adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis
(Depdikbud, 1995). Kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat sub aspek,
yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan. Penguasaan reseptif adalah
kemampuan mendengarkan dan membaca. Kemampuan disebut juga kemampuan bersifat pasif . Penguasaan
produktif adalah kemampuan berbicara dan
menulis kemampuan ini disebut juga kemampuan aktif.
Penguasaan
Reseptif sebagai kemampuan yang bersifat pasif
yang mencakup mendengarkan dan membaca, dapat dipertegas sebagai
berikut:
- Membaca
Membaca. Kultur membaca di indonesia "katanya"
masih tidak se-intens kultur membaca di negara maju. Indonesia yang
dulunya adalah mantan bangsa yang pernah dijajah dalam jangka waktu yang lama
menjadi sebuah negara dengan bangunan kultur dari sistem feodalisme yang sampai
saat ini masih tidak bisa dihilangkan. Masyarakat Indonesia yang ramah dikenal
dunia sebagai sebuah kekhasan tersendiri bagi Indonesia. Tapi pernahkah tersirat,
apakah yang menyebabkan ciri tersebut muncul? Keramahan yang kadang bisa
berlebihan bagi seorang asing.
Saya pernah mendengar cerita dari salah satu dosen saya
ketika beliau berada di luar negeri. SIkap masyarakat sana jauh berbeda dari
masyarakat indonesia, terutama dari segi keramahan. Orang asing lebih cuek dan
cenderung individualis karena orientasi mereka adalah pada apa yang mereka
tekuni. Selama orang lain tidak memiliki pengaruh besar baginya, maka ia akan
menjalankan kehidupan kesehariannya seorang diri atau hanya ditemani oleh
beberapa orang terdekat saja. Berbeda halnya dengan orang Indonesia yang
terkenal ramah, kita selalu menjunjung tinggi kesopanan dan kesantunan dalam
bermasyarakat. Apakah yang menyebabkan hal itu? Sejarah adalah satu jawabannya.
Kultur feodalisme yang menciptakan kultur tunduk bagi masyarakat pribumi
terhadap orang yang lebih tinggi posisi, jabatan,dan
7 usianya yang kemudian menyebabkan lahirnya sikap takut akan
perlawanan. Artinya kondisi khas Indonesia yang ramah sangat erat kaitannya
dengan sejarah penjajahan bangsa ini.Hal itu kadang menciptakan kondisi sosial
yang takut akan perlawanan, takut akan pemberontakan, kultur following,
bahkan ketidakpercayaandiri.
Kultur membaca masih dianggap sebuah hal yang super bagi sebagian
kalangan. Karena kultur ini tidak dibangun sejak dini. Sehingga menciptakan
pribadi yang "biasa saja" dan golongan ini paling banyak ditemui di
sekitar kita. Membaca adalah jendela dunia sudah dicamkan hanya sebagai
rangkaian kata pemanis yang untuk direalisasikan sangat susah. Faktor ini bisa
disebabkan beberapa hal, ketersediaan bahan bacaan, koneksitas terhadap bacaan
, kultur baca, dan persepsi masyarakat terhadap peminat baca.
Saya adalah salah satu orang yang kurang beruntung. karena
pada saat sekolah referensi bacaan yang dapat saya peroleh di daerah saya
sangat terbatas bahkan bisa dibilang nyaris tidak ada. Hari-hari saya hanya
disodori oleh materi ajar dalam buku-buku ajar sekolah. Hal ini tentu hanya
akan mengembangkan pola pikir seseorang hanya dalam orientasi akademis yang
begitu kaku. Seharusnya ada penyeimbang yang mampu menyelaraskan informasi
akademis dan pengembangan pola pikir seseorang terhadap ketidakterbatasannya
dunia. Hal ini tentu bisa dicapai dengan bahan bacaan yang lebih kompleks
bidang pembicaraannya dan tidak hanya terpaku pada hal-hal akademis yang
terkesan kaku dan monoton. Mungkin ini hanya sekedar curahan hati atas
ketidakteraplikasikannya minat baca dikarenakan kurangnya peranan pemerintah
daerah, terutama di daerah saya. Mungkin bisa menjadi sebuah rekomendasi
kedepan bahwa banyak anak di daerah yang jauh lebih bisa maju dibandingkan
dengan anak-anak di perkotaan tapi terkendala oleh fasilitas.

8 masuk
ruang perpustakaan. Bahkan ada yang baru membuat kartu perpustakaannya sejak
menginjak semester akhir. Minat baca disini "terpaksa" dilakukan atas
tuntutan tugas akhir kuliah. Haruskah fenomena ini juga terjadi? Apa yang salah
dari membaca? Mengapa tidak dari awal kuliah membaca menjadi rutinitas yang
seharusnya dilakukan oleh mahasiswa bukan hanya tuntutan terhadap tugas kuliah
tetapi juga tuntutan terhadap kondisi global. Persaingan semakin ketat,
sementara "orang luar biasa" semakin banyak tapi "orang
sedang-sedang saja" juga semakin banyak. Pandangan saya tertuju pada fakta
peranan pihak kampus untuk memberikan dorongan terhadap minat baca mahasiswa.
Penjelasan atas fakta dan kondisi persaingan global yang hanya bisa diraih
dengan keluasan pengetahuan, sementara keluasan pengetahuan diperoleh dengan
membaca masih sangat kurang. Mungkin hal ini tidak berhubungan secara langsung
dengan materi perkuliahan. tetapi setidaknya ada inisiatif dari pihak ini untuk
meningkatkan tekanan baca bagi mahasiswa, baik dengan memberikan referensi
bacaan, tugas bacaan, dan segala hal yang berhubungan dengan aktivitas membaca
kepada mahasiswa. Bagi sebagian rekan saya di jurusan lain terkadang membaca
sudah menjadi makanan sehari-hari. Tapi ada beberapa jurusan yang mungkin masih
belum memberikan tekanan baca bagi mahasiswanya. Sangat subjektif sebenarnya,
tapi itulah yang saya rasakan. :)
- Mendengarkan
Mendengar. Kita diberikan anugerah oleh tuhan yang maha
kuasa telinga untuk mendengar. Tapi apakah telah berfungsi dengan baik?
Fenomena yang saya temui ketika duduk di bangku perkuliahan. Ketika seorang
dosen menanyakan kepada mahasiswanya, "ada yang ingin ditanyakan?"
sangat jarang ada yang mau bertanya. tapi ketika diberikan sebuah latihan,
tugas, kerja kelompok atau ujian. Seribu pertanyaan muncul di benak tentang
materi kuliah yang pada saat belajar dianggap mengerti oleh dosen karena tidak
ada pertanyaan yang muncul di akhir perkuliahan.Kondisi sosial ini sangat
berpengaruh dengan aktivitas mendengar. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi
disini. Mahasiswa yang tidak mendengarkan dosen atau mahasiswa yang tidak
memahami ujaran dosennya. Semua kembali pada aktivitas mendengar sebagai sumber
ketidakseimbangan ini.
9Penguasaan produktif sebagai kemampuan yang bersifat aktif
mencakup kemampuan menulis dan berbicara, dapat dipertegas sebagai berikut:
- Menulis
Menulis. Kegiatan mengolah kata dengan suatu media merupakan
salah satu hal yang membosankan bagi sebagian orang. Hal ini entah disebabkan
kemalasan atau ketidaktahuan atas apa yang harus ditulis. kembali pengetahuan
umum bersinggungan disini. Artinya ada salingketerkaitan satu sama lain antara
mendengar, membaca, berbicara, dan menulis sebagai sebuah ide pokok untuk
sebuah pencerahan pikiran.
Fenomena yang sering ditemukan adalah ketika menulis menjadi
sebuah sisi di tingkatan akademis yang masih dianaktirikan. Kegiatan ini kurang
begitu diangkat ke permukaan. Sering diajarkan teori penulisan di tingkatan
akademis, tapi hanya bersifat teori, pada prakteknya masih minim. Suatu
kecenderungan sosial akademis yang klise sebenarnya. Kita disuapi teori-teori
tapi sedikit praktik. Hal ini berdampak pada ketidakseimbangan antara teori dan
pengalaman. Seseorang yang secara teori baik belum tentu secara pengalaman atau
praktik akan lebih baik. Proses adalah jawabannya, dimana harus ada
keseimbangan antara teori penulisan dengan praktik penulisan. Dukungan berbagai
pihak tentu sangat diperlukan disini. Kita tidakakan mungkin bisa berdiri
sendiri.
- Berbicara
Berbicara. tindak tutur adalah rutinitas sehari-hari.
Kehidupan kita diwarnai dengan komunikasi. Fenomena berikutnya adalah aktivitas
berbicara dengan menggunakan bahasa baku yang sangat jarang ditemui. Kesalahan,
ketidaklaziman, dan kejanggalan terhadap penggunaan bahasa sering ditemui dalam
tindak tutur. Fenomena seperti seseorang yang ingin menyampaikan idenya tetapi
dengan bahasa yang berbelit dan panjang atau sebaliknya seseorang yang hanya
10 berbicara singkat tetapi bermakna sangat luas, artinya
kurang ada penjelasan yang mendukung inti pembicaraannya
Kesemua pemaparan diatas terhubung pada satu kesimpulan
ketika mendengar, membaca, berbicara, dan menulis menjadi sekelompok hal yang
berhubungan satu sama lainnya. tindak mendengar akan berpengaruh pada
pemahaman, tindak pemahaman berpengaruh pada tindak membaca, tindak membaca
akan berpengaruh pada tindak berbicara, dan tindak berbicara serta membaca akan
mampu menghasilkan tindak menulis. Kondisi sosial yang menganggap keempat hal
ini sebagai sebuah hal yang terlalu kaku dan serius harus segera dipatahkan.
Dunia global dengan berbagai media masuk ke wilayah jati diri kita dan mampu
mengubah pola pikir kita tanpa disadari. Hal ini perlu diberantas dengan cara
menciptakan individu kritis yang mampu memahami kondisi sosial sehingga nanti
akan berujung pada lahirnya individu-individu berkualitas yang mampu bersaing.
Indonesia dengan jumlah rakyat lebih dari 240 Juta jiwa tentu sangat harus
mengembangkan potensi ini karena ketertinggalan akan selalu menghantui kita
kedepan jika hal ini tidak diatasi.
BAB III 11
KEGIATAN ESPARA ENGLISH COFFEE BREAK
Belajar Aktif berlaku bagi siapa saja, baik yang
berpengalaman atau pemula, yang memperoleh informasi-informasi, konsep-konsep,
dan ketrampilan tekhnis dan non tekhnis. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta
didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja
kelompok, merangsang diskusi dan debat dan mempraktikkan ketrampilan-ketrampilan
lainnya.
Tiga pernyataan sederhana Confucius tentang bobot penting
belajar aktif, sebagai berikut:
- Apa yang saya dengar , saya lupa
- Apa yang saya lihat, saya ingat
- Apa yang saya lakukan, saya paham
Terdapat beberapa alasan yang
kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu alasan
terdapat perbedaan kecepatan antara kemampuan siswa mendengar dan tingkat
kecepatan pembicaraan pengajar. Oleh karenanya Kegiatan Espara English Coffee
Break (E2CB) akan menjembatani kegiatan pembelajaran pasif menjadi pembelajaran
aktif.
Selama Mengikuti kegiatan Espara Coffee Break (EBC) ini para siswa diharapkan
dapat menunjukkan performansi sesuai tugas yang
diberikan yakni sebagai Event Organizer (EO) dari Espara English Coffee
Break dan peran yang siswa lakukan dalam pelaksanaan kegiatan, sebagai
berikut:
1.
Master of Ceremony (pembawa acara)
2.
Waiter/waitress (Penyaji makanan dan minuman)
3.
Singer (Penyanyi)
4.
Dancer (Penari)
5.
Poem reader
6.
Perkusi drummer
7.
Actor/actress of
Drama
8.
Journalist (Peliput Acara)
9.
Musician
10. Security
(pengaman)
Setelah pelaksanaan Espara English Coffee Break (E2CB) para
siswa diharapkan dapat membuat
portofolio dan dokumentasi sebagai bahan evaluasi ujian praktik tengah
semester, yang merupakan hasil kolaborasi mata pelajaran, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan IPS. Tugas
masing-masing mata pelajaran
tersebut adalah sebagai berikut:
12
1.
Bahasa Inggris
a.
Uraian Tugas
Secara acak
siswa diberi kesempatan untuk memainkan masing-masing
peran yang
terdapat di Espara English Coffee Break (EBC) dan diberi kesempatan untuk
menampilkan peran, kemudian dipilih yang terbaik untuk peran
yang sesuai
karakter siswa
b.
Tekhnis Pelaksana
Diatur oleh
Guru mata pelajaran dan Bekerjasama dengan Tim REC
2.
Bahasa Indonesia
a.
Uraian Tugas
Membuat
tugas mendokumentasikan secara portofolio masing-masing
peran yang
dibimbing guru mata pelajaran
b.
Teknis Pengumpulan Tugas
Tugas
dikumpulkan paling lambat 1 Minggu setelah pelaksanaan
3.
IPS
a.
Uraian Tugas
Mempraktikkan
dan menemutunjukkan bentuk-bentuk
Interaksi sosial
sesuai
dengan peran yang dimainkan.
b.
Teknis Pelaksanaan
Guru mata
pelajaran menginformasikan dan memberi arahan tentang
peran yang
di praktikkan siswa sehingga ada pemahaman tentang wujud pelaksanaan IPS di
dalam peran tersebut.
13
DAFTAR PUSTAKA
Silberman
Mel.2002, Active Learning, Yokyakarta; Yappendis
Anonim, Okt.2011. Mendengar Membaca Berbicara dan
Menulis http://anojumisa.blogspot.com/2011/10/mendengar-membaca-berbicara-dan-menulis.html
Suyatmo Hari, 2012. Buku Kerja Karya Wisata Di
Solo-Yogyakarta, SMP Negeri 2 Tenggarang Bondowoso
Heriyadi Slamet, 2012. Buku Kerja Ke Tanjung Papuma, SMP Negeri 2
Tenggarang Bondowoso
14
Daftar Nama Peserta Karya Wisata Ilmiah
Penanggung Jawab : Drs. Muchsin,M.Pd
Ketua Pelaksana : Slamet Heriyadi,S.Pd.MM.Pd
Bendahara : Erlin Mawarni,S.Pd
Koord Pelaksana : Yeny Ritawati,S.Pd
Anggota : Kurniawati,M.Pd
: Noerma Triarida,S.Pd
: Bahrul Rasyid S.Kom
: Selfriyanti Q,S.Psi
: Novi Kurnia Wahidah
: Gusti Azhar
: Bambang Wah
: Akhmad Yulianto
: Tim REC
: Intan ( Dinas Pariwisata)
:Tim GMTV
0 komentar:
Posting Komentar